Kisah Seorang Guru Pengidap Kanker Tetap Mengajar dari RS
Fimela.com, Jakarta Mengajar bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Meski terlihat mudah, kemampuan mengajar para murid membutuhkan jam terbang yang cukup lama. Jangankan soal materi yang harus kamu kuasai. Sebagai guru, ada begitu banyak hal yang harus kamu perjuangkan untuk para murid tercinta, seperti yang dilakukan Stephanie Hume.
Dilansir dari In the Now, Stephanie terpaksa harus mengajar murid-muridnya secara virtual di atas kasur rumah sakit. Pasalnya, dia harus menjalani sebuah operasi. Namun, Stephanie menolak absen mengajar karena tidak mau murid-muridnya tertinggal pelajaran.
"Dari yang tadinya sepi, hingga akhirnya chat box dipenuhi komentar dan dukungan. Ini merupakan hal yang sangat berarti bagi kami, untuk tetap mengajar dan membacakan kami sebuah buku," kata salah satu murid Stephanie.
Stephanie merupakan seorang guru yang dicintai para muridnya. Banyak muridnya yang merasa sangat terbantu dengan cara mengajar dan kegigihan Stephanie.
"Saya selalu memiliki masalah dengan membaca. Dan dia membuat membaca menjadi lebih masuk akal (mudah)," kata murid Stephanie yang lain.
Stephanie bukan hanya sekadar mengajar. Dia juga memberikan energi dan empati yang luar biasa untuk setiap muridnya. Hal ini membuat para muridnya merasa nyaman dan aman, terutama di masa pandemi ini.
Idap Kanker, Namun Enggan Berhenti Mengajar
Bagi Stephanie, guru dan orangtua bukan satu-satunya pihak yang stres dan frustrasi dengan keadaan di tengan pandemi ini. Tetapi, para murid juga mengalami hal yang sama.
"Anak-anak ini juga merasakan emosi yang kita rasakan. Mereka takut, mereka tidak yakin dengan apa yang akan terjadi di masa depan," kata Stephanie.
Namun, Stephanie mengesampingkan kesehatannya untuk memerhatikan setiap murid. Stephanie menderita kanker dan harus melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin. Meski sakit, dia menolak untuk berhenti mengajar, bahkan untuk beberapa jam saja sebelum dia memasuki ruang operasi.
"Saya sekarang sedang di rumah sakit dan akan menjalani operasi. Tapi saya tidak ingin kalian ketinggalan bagian terakhir di buku (pelajaran)," katanya saat melakukan sesi sekolah secara virtual dari rumah sakit.
Stephanie bukan satu-satunya guru yang berjuang untuk pendidikan. Di Indonesia sendiri, banyak guru yang berjuang dan mengesampingkan kesehatan serta kepentingan pribadi mereka demi menciptakan generasi bangsa yang lebih cerdas dan berbudi pekerti. Selamat Hari Guru Nasional.
0 comments:
Post a Comment