Thursday, November 14, 2019

Kisah Alumni UGM Hasilkan Rp 1,4 Miliar dari Jualan Panci


 Kisah Alumni UGM Hasilkan Rp 1,4 Miliar dari Jualan Panci

Di balik suksesnya seorang pengusaha, tak jarang ada kisah pilu yang menjadi rekam jejak mereka untuk mengingat  sebuah pencapaian tidak didapat dengan mudah. Dalam profil orang sukses banyak sekali bukti nyata, mereka yang memulai bisnis dari nol, atau yang mengambil risiko untuk resign dari pekerjaan bahkan ada yang mengalami berulang kali kebagkuratan. 

Jika kamu salah satu orang yang mempertanyakan apakah mungkin hanya bermodal panci bisa menghasilkan Rp 1,4 miliar dalam 6 bulan?  jawabannya adalah bisa, karena Yoyok Rubiantoro pengusaha Yogyakarta ini membuktikan lewat bisnis yang ia rintis. 

Nama Yoyok tidak muncul begitu saja, ia sering diundang beragam media atau akun Youtube untuk membagikan kisah inspiratifnya, sebenarnya saat mengawali karier ia bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan. Bahkan saat ia diterima di Universitas Gajah Mada, sang ibu sempat berkata kepada Yoyok untuk realistis saja, pasalnya ia harus merantau ke Jogja dari Cepu, Jawa Tengah dan pasti membutuhkan biaya tambahan yang cukup besar.
  
Saat itu sang ibu hanya bisa memberikan biaya untuk tambahan uang saku, padahal uang yang diperlukan Yoyok untuk registrasi ulang UMPTN sebesar Rp 2 juta, ia pun memutar otak bagaimana tetap bisa kuliah di Universitas impiannya itu tanpa harus membebankan keluarga. Akhirnya, Yoyok memutuskan untuk merantau ke Jogja dan mencari pekerjaan sebelum masuk ke perguruan tinggi. 

Dasarnya, Yoyok ini pintar dalam merakit atau memperbaiki alat elektronik karena sejak SMP ia sudah membantu sang ayah mengurusi pekerjaan bengkel. Nah, berbekal kemampuan itulah ia gunakan untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Di Jogja Yoyok sempat bekerja menjadi teknisi AC dan mesin cuci, uang yang ia dapatkan saat itu tentu saja digunakan untuk membayar kuliahnya di UGM.  

Pekerjaan tersebut juga tetap Yoyok jalani sambil kuliah, bahkan Yoyok seringkali bertemu dengan dosennya di Teknik Elektro, hal tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Yoyok, alhasil ia selalu berpesan saat mengawali usaha dibutuhkan mental yang kuat, jika bukan karena mental,  bisa saja Yoyok berhenti karena malu bertemu dengan orang yang dikenal. 

Memulai Bisnis Sendiri dari Kartu Kredit Istri

Setelah lulus dari UGM, Yoyok sempat bekerja di beberapa perusahaan ternama, sebut saja Panasonic, General Electric hingga Danone. Namun karena ia merasa suntuk dan ingin dekat dengan keluarga, Yoyok pun memilih untuk resign dan mencoba hal baru, yakni berjulalan. 

Saat itu sebenarnya Yoyok juga berpikir, sebagus apapun pekerjaan yang ia lakukan akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa menjadi direktur di perusahaan itu, jadi selagi ada waktu mengapa tak membangun perusahaan sendiri saja dan berhak mengangkat dirinya sebagai seorang direktur.  

Namun, karena keputusannya ini terbilang nekat dengan modal yang seadanya, akhirnya Yoyok memakai kartu kredit milik sang istri secara diam-diam untuk modal awal promosi di Facebook. Saat itu ia tidak langusng berjualan begitu saja, awalnya Yoyok melihat peluang jualan apa yang paling banyak diminati masyarakat. Setelah melakukan riset barulah ia mendapat kesimpulan “Di setiap dapur pasti butuh panci” dari sanalah petualangan Yoyok di usaha penjualan panci  Internasional dimulai.  

Panci yang dijual Yoyok awalnya didapat dari China kemudian ia jual kembali ke berbagai negara seperti Amerika, Canada, Inggris lewat promosi gencar di Facebook. Ia berpikir jika target pasar luar yang diutamakan adalah kualitas, harga yang mahal tidak menjadi suatu masalah. Awalnya untuk iklan di Facebook ia hanya mengeluarkan Rp 100 ribu saja, kemudian melihat respons yang baik ditambah menjadi Rp 200 ribu, selanjutnya Rp 1 juta dan terakhir berdasarkan wawancara dengan Deddy Corbuzier iklan yang ia pasang sebesar Rp 1 miliar yang tersebar di berbagai negara.  

Yang namanya usaha pasti ada naik dan turun. Hal ini juga dialami Yoyok saat ia harus membayar utang Rp 1,4 miliar, karena gencarnya promosi yang ia lakukan di sosial media,  utang yang terbilang fantastis dapat lunas hanya dalam kurun waktu 6 bulan. Hebat ya! 

Saat ini yang dijual Yoyok bukan hanya panci melainkan peralatan elektronik, produk perawatan kecantikan, hingga pelatihan digital marketing. Bahkan karena kesuksesan besarnya ini Yoyok mampu mendirikan perusahaan sendiri dengan nama PT. Yoshugi Putra Mandiri di Bantul, Yogyakarta pada 2011. Yoshugi yang terdengar seperti nama perusahaan Jepang nyatanya berasal dari inisial “Yoyok” dan sang istri “Sughi”.  

Hingga kini PT Yoshugi sudah membawahi 10 anak perusahaan e-commerce online seperti Zetira.id, icoolgadgets.com, wearmoura.id dan lain sebagainya. Karyawan PT Yoshugi juga bukan hanya berasal dari Indonesia, tercatat ada 40 karyawan di Filipina dan 2 karyawan di Amerika. Filipina dipilih karena negara tersebut sudah terbiasa menggunakan bahasa Inggris dan dinilai punya hubungan baik dengan Amerika karena sebagian produk Yoyok laku di pasar Internasional. 

Mendapat Apresiasi dari Pemda DIY
Kesuksesan yang dirasakan Yoyok membuatnya dilirik oleh Pemda DIY. Kedua belah pihak rencananya akan melakukan proyek bersama dengan menjadikan Yogyakarta sebagai Pusat Pendidikan Digital dan terbaik se-Asia pada tahun 2025. Salah satu konsep yang sedang dirancang Yoyok untuk proyek itu adalah School Of Happiness dan School Of Champion. Kedua sekolah itu bersifat gratis alias tidak dipungut biaya. 

Dari kisah Yoyok Rubiantoro kita bisa mengambil pelajaran betapa pentingnya melihat peluang untuk berbisnis, ditambah lagi tekad dan pintar dalam mepromosikan produk. 

Kisah Alumni UGM Hasilkan Rp 1,4 Miliar dari Jualan Panci Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment