Thursday, March 7, 2019

Kisah Pemulung di Gresik yang Sukses Antar Anaknya Jadi Sarjana

 Kisah Pemulung di Gresik yang Sukses Antar Anaknya Jadi Sarjana

Bagi Samsuri, Pelabuhan Gresik telah menyatu dengan dirinya. Pria 63 tahun asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah itu menghabiskan hampir separuh hidupnya di sana sebagai buruh angkut dan pemulung. 

Saat pertama kali mengadu nasib di Pelabuhan Gresik, Samsuri bekerja sebagai buruh bongkar muat pupuk. 

"Saya dulu masih muda, jadi kuat kerja berat," ucap suami Sutarni itu, Minggu (1/12/2019). 

Meski begitu, di saat aktivitas bongkar muat sepi, Samsuri tak mau berdiam diri. Baginya, waktu tak boleh terbuang sia-sia. Dengan menggunakan perahu bekas yang telah dibuang pemiliknya, dia mengelilingi tepi pelabuhan, untuk memungut sampah plastik. 

Namun, setelah anak semata wayangnya yaitu Sanusi Hasan lulus kuliah tahun 2012 di Universitas Ronggolawe Tuban, ia tak lagi diperbolehkan untuk bekerja sebagai buruh bongkar muat. 

"Setelah lulus kuliah, anak saya diterima kerja di perusahaan besar di Surabaya. Sejak itu saya tidak boleh lagi bekerja sebagai buruh bongkar muat. Tapi dia mengizinkan saya kerja sebagai pemulung," ungkap Samsuri. 

Empat hari sekali pengepul mengambil sampah-sampah plastik yang ditumpuk di rumah kontrakannya. 

"Kalau botol dihargai Rp 4 ribu per kilogram, gelas Rp 9 ribu dan plastik bukan kemasan Rp 3 ribu. Yang lumayan mahal itu aluminium, Rp 12 ribu per kilogramnya," bebernya. 

Dalam sekali ambil, Samsuri bisa mendapatkan uang rata-rata Rp 500 ribu. Baginya hasil itu sudah cukup untuk hidup berdua bersama istri. Sementara uang bulanan yang dikirim anaknya, ia tabung. 

"Alhamdulillah, kerja keras saya selama ini tidak sia-sia. Kini anak saya sudah bisa membeli rumah dan mobil. Dan yang lebih membuat bahagia adalah kini saya sudah dikaruniai dua cucu," tutup Samsuri.

Kisah Pemulung di Gresik yang Sukses Antar Anaknya Jadi Sarjana Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment