Kisah Sukses Bos Properti Tersohor Indonesia, Dulu Ditempa Kemiskinan
Dalam daftar profil orang sukses, tak jarang sosok-sosok tersebut tidak memiliki masa lalu yang lurus dan tenang. Mereka bisa sukses dan menggenggam dunia, karena sebelumnya memiliki kehidupan yang terjal dan berliku, Sebagaimana Ciputra.
Bagi yang paham dan mengikuti perkembangan bisnis properti, pastinya tidak akan asing dengan nama Ciputra. Tjin Hoan atau Ciputra adalah salah satu pemain lama, juga pemain besar dalam bisnis properti Indonesia.
Beliau adalah sosok dibalik Ciputra Grup atau PT Ciputra Development Tbk yang berhasil mendirikan berbagai properti, seperti hotel, lapangan golf, pusat perbelanjaan, dan perumahan. Bisnisnya bukan hanya berada di Indonesia. ia sudah melebarkan sayapnya hingga Kamboja, Vietnam, dan China.
Hal itu menjelaskan tentang bagaimana ia masuk ke peringkat 27 dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Majalah Forbes pun pernah mencatat total kekayaan Ciputra yang mencapai USD 1,1 miliar pada tahun 2019.
Kesuksesan yang dimiliki Ciputra hari ini tidak ia dapat dengan mudah. Sejak kecil, ia sudah berjuang untuk hidupnya sendiri.
Bekerja sejak kecil
Pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah, ini memiliki masa kanak-kanak yang terbilang keras. Ia tidak tumbuh dewasa dengan sosok ayah karena ayahnya ditangkap oleh kelompok bersanjata karena dicurgai sebagai mata-mata. Setelah itu, Ciputra tak pernah mendengar kabarnya lagi.
Akibat kehilangan ayah, Ciputra turut serta memikul beban ekonomi keluarganya. Selain bersekolah, ia juga membantu ibunya menjaga ternak atau berjualan kue. Untuk menyambung hidup, Ciputra kecil juga rela masuk ke dalam hutan dengan harapan mendapat babi hutan.
Kemiskinan sangat tidak asing di lidah Ciputra. ia baru mengenal minuman ringan seperti Coca-Cola saat diundang ke Istana Presiden setelah mewakili provinsinya dalam kejuaraan lomba lari ketika ia masih duduk di bangku SMA. Rasa senang dan takjub muncul di dalam dirinya. Senang ketika ia bisa berlomba dengan atlit dari berbagai macam daerah di Indonesia, takjub ketika bisa melihat Istana Presiden yang menurutnya menakjubkan, juga merasakan Coca-Cola mengalir di tenggorokannya.
Memulai Bisnis dengan Gubernur DKI Jakarta
Ciputra berkuliah di Universitas Teknologi Bandung (ITB). Setelah menuntaskan kuliahnya di Jurusan Arsitektur dan memboyong gelar Insinyur , bersama kedua kawannya, yakni Budi Brasali dan Ismail Sofyan merintis bisnis yang dilandasi ilmu arsitektur dengan nama CV Daya Tjipta.
Sekian lama merek menjalankan bisinis tersebut, Bandung masih saja belum memberikan peluang yang baik untuk mereka. Ciputra yang pada saat itu sudah berkeluarga memutuskan untuk meninggalkan Bandung dan mencoba mencari peruntungan di Jakarta di awal 1960 an.
Pria yang lahir pada 24 agustus 1931 ini memandang Jakarta sebagai peluang baru. Saat itu Jakarta sedang dalam tahap berkembang. Ia memulai langkahnya dengan menemui Gubernur DKI Jakarta, Soemarno Sosroatmodjo.
Jakarta ternyata memberi peluang bagi Ciputra. berkat Mayor Charles yang merupakan mantan asisten sang gubernur, Ciputra bisa memaparkan rencananya untuk membenahi Jakarta. Sang gubernur merespon baik ide Ciputra dan menyuruhnya untuk membenahi Pasar Senen.
Permasalahannya, baik pemerintah maupun Ciputra sendiri tidak memiliki dana untuk menyulap Pasar Senen menjadi tempat yang lebih bagus. Alhasil, Ciputra harus bekerja keras untuk mengurus permasalahan tersebut. ia juga meminta pertolongan kawan lamanya, yaitu Budi Brasali dan Ismail Sofyan.
Kerja keras Ciputra ternyata mengantarkannya kepada kabar baik. Gubernur Soemarno berhasil merangkul pengusaha-pengusaha terkemuka saat itu, seperti Agus Musin Dasaad, dan Hasjim Ning, juga petinggi-petinggi bank, dari Bank Negara Indonesia, dan Direktur Utama Bank Negara.
Pada 3 September 1961, anak rantau asal Parigi ini berhasil mengukir Namanya di Ibukota. melahirkan PT Pembangunan Ibukota Jakarta Raya (Pembangunan Jaya) pada 3 September 1961. Proyek tersebut adalah langkah awal Ciputra dalam perjalanannya menjadi pengusaha sukses, uniknya ia memulai bisnis tersebut dengan modal Rp 10 juta saja.
Modal tersebut berhasil ia lipat gandakan lewat kemampuannya dalam berbisnis. Ia membangun PT Ciputra Development sebagai kendaraanya menuju kancah bisnis skala global dengan total aset sebesar Rp 30 triliun.
Kepayahan bukan suatu hal yang Ciputra temui di awal ketika ia merintis bisnis saja. Perusahaannya nyaris mengalami kebangkrutan akibat krisis moneter di akhir pemerintahan orde baru. Hutang Ciputra mengalami lonjakan hingga USD 100 juta yang dipengaruhi oleh harga dollar yang melambung. Berkat kemampuan Ciputra dan seluruh orang-orang kepercayaannya, perusahaan mereka bisa melewati masa krisis, dan bisa menjadi besar.
Ciputra menghembuskan nafas terakhirnya 27 November 2019 di Singapura. Sepanjang hidupnya, ia membuktikan bahwa ia bisa membangun kesuksesannya sendiri, meski ia harus keluar masuk hutan ketika ia masih kecil.
0 comments:
Post a Comment