Kisah Pendiri Toko Oleh-Oleh Krisna
Kesuksesan akan datang bagi mereka yang mau berusaha dan berani mencoba, tak memandang latar belakang pendidikan atau status sosial di masyarakat. Ungkapan tersebut sangat pas untuk pengusaha asal Bali yang satu ini. Bagi para pelancong yang mengunjungi Bali tentunya tidak lengkap rasanya bila tak mengunjungi toko oleh-oleh Krisna yang legendaris bukan?
Namun, siapa sangka sang pemilik toko tersebut ternyata punya kisah perjalanan karier yang unik dan patut kita simak sebagai bahan pembelajaran.
Ajik Krisna alias Gusti Ngurah Anom merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara yang sempat hidup dalam kemiskinan. Orang tuanya saat itu adalah seorang petani di desa kecil Tanggungwisia.
Walau hidup kekurangan namun ia bukanlah anak yang rendah diri dan pendiam. Justru sejak kecil ia sudah dikenal sebagai anak yang hiperaktif, dan berani hingga dicap bandel karena sering mendapat hukuman di sekolah, namun beruntung ia selalu naik kelas dan mampu melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP.
Sayangnya, saat itu orang tua Anom tak mampu untuk membiayai pendidikannya di SMA, alhasil ia harus putus sekolah dan memutuskan untuk merantau ke Denpasar dengan harapan bisa bekerja dan punya karier yang lebih baik.
Tak patah semangat, hanya dengan modal yang pas-pasan, ia meyakinkan diri berangkat ke kota tersebut menggunakan truk hingga terminal Ubung dan melanjutkannya dengan berjalan kaki.
Kisah pahit yang Anom rasakan bukan hanya sampai di sana. Pasalnya ia harus menumpang di Pos Satpam Hotel Rani karena tidak punya tempat tinggal.
Nah dari sana untuk membalas kebaikan, Anom melakukan aksi bersih-bersih halaman sekitar pos. Beruntung, saat itu sang pemilik hotel melihat dan menghampirinya. Anom pun diizinkan menetap dan bekerja di pos tersebut.
Menjadi Tukang Cuci Mobil di Hotel
Profesinya terus berlanjut hingga ia bekerja sebagai tukang cuci mobil bagi tamu hotel. Dari pekerjaan itu ia bisa mengantongi uang sebesar Rp 2,5 juta. Sayangnya profesi tersebut tak berlangsung lama karena Anom terserang penyakit rematik akut sehingga harus berhenti bekerja.
Selanjutnya Anom menumpang tinggal di rumah pamannya yang merupakan pengusaha konveksi kecil-kecilan. Ada kejadian unik saat Anom harus bertemu Mastrining, teman semasa smp yang ia sukai. Namun, Anom menyadari jika ia belum pantas bagi wanita itu karena tidak memiliki pekerjaan tetap. Dari sana ia mulai giat lagi mencari pekerjaan untuk membuktikan kepada Mastrining.
Lantas Anom mendatangi Pak Sidharta, pemilik konveksi yang memberikan order kepada pamannya untuk sebuah pekerjaan. Karena kegigihan dan usaha yang sungguh-sungguh tak lama ia diterima sebagai pegawai. Usahanya pun tak sia-sia Anom menjadi pemuda yang lebih matang dan baiknya ia berhasil meyakinkan Mastrining hingga keduanya menikah.
Berdirinya Krisna Sebagai Toko Oleh-Oleh Khas Bali
Beberapa tahun kemudian, Anom memberanikan diri membuka toko baju kaos dengan nama Cok Konfeksi. Sukses dengan usahanya tersebut, ia kembali memikirkan peluang bisnis yang berpotensi laris manis. Idenya kemudian diwujudkan dalam bisnis oleh-oleh Bali bernama Krisna yang berdiri pada 2007.
Mulanya, Anom hanya menjual kaos sebagai cinderamata. Ia melibatkan para desainer terkemuka untuk menciptakan desain karikatur pada kaosnya. Selanjutnya, ia terus mengembangkan produknya mengikuti permintaan pasar.
Dalam waktu singkat, Krisna Oleh-Oleh Khas Bali telah dibuka di beberapa tempat lainnya. Saat ini, usahanya telah menjadi pusat oleh-oleh terbesar di Pulau Dewata dan bisa dibilang terlengkap, mulai dari makanan, cinderamata, barang-barang fashion seperti pakaian, tas, kain khas Bali hingga bed cover ada di sana.
Kariernya tidak berhenti di situ saja, Anom bahkan mengembangkan sayap bisnisnya dengan mendirikan Krisna Adventure, Krisna Water Sports, Krisna Beach Street, Krisna Wisata Kuliner, Krisna Gallery&Resto, Krisna Villa hingga Krisna Bali Wisata dan disebut sebagai salah satu miliarder di Pulau Seribu Pura itu.
0 comments:
Post a Comment