Thursday, January 3, 2019

Apoorva Mehta, pendiri Instacart, Ternyata pernah Gagal Puluhan Kali Bangun Toko Online


 Apoorva Mehta, pendiri Instacart, Ternyata pernah Gagal Puluhan Kali Bangun Toko Online 

Baru-baru ini, miliarder muda kembali memasuki jajaran Forbes lagi. Ia adalah Apoorva Mehta, pendiri Instacart, perusahaan yang bergerak di bidang layanan pengiriman makanan di Amerika Serikat. 

Perusahaan yang berkantor pusat di San Fransisco ini menawarkan layanannya melalui aplikasi seluler dan situs web 5.500 kota di seluruh 50 negara bagian AS dengan kemitraan mencapai 350 pengecer yang memberikan lebih dari 25.000 bahan makanan. 

Dikutip dari Forbes, perkembangan pesanan Instacart sangat melonjak karena masyarakat menghindari berbelanja di toko kelontong selama pandemi Covid-19. Hal ini membuat Instacart tumbuh sebesar 500% selama 12 bulan terakhir. 

Berkat putaran investasi tambahan pada 2020, penilaian pada aplikasi ini naik drastis lebih dari dua kali lipat, hal ini membuat pendiri dan CEO Apoorva Mehta menjadi miliarder pada usia 33 tahun. Dikutip dari Forbes, kekayaan bersih yang dimiliki Mehta mencapai USD1.6 miliar (Rp22 triliun) per 30 November 2020. 

Namun, di balik kesuksesan Mehta di usia muda, tidaklah mudah. Dibutuhkan kerja kerasa dan semangat yang tinggi. Pria yang berusia 33 tahun ini harus mengalami kegagalan berkali-kali sebelum dirinya ada di posisi seperti sekarang ini.  

Mehta merupakan pria kelahiran India yang dibesarkan di Kanada. Ia lulusan teknik di University of Waterloo dan sempat bekerja sebagai insinyur desain di Blackberry dan Qualcomm. 

Pada 2008, Mehta bekerja di Amazon, Seattle. Sebagai insinyur dalam pengoptimalan pemenuhan, ia memiliki tugas untuk membuat pengirimanan paket dengan cepat dan efisien kepada pelanggan. Di waktu luangnya ia bekerja, Mehta mulai mengembangkan ide-idenya untuk membangun perusahaan rintisan. 

Pada 2010, Mehta mencari tantangan baru. Ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, pindah dari Seattle ke San Francisco, dan mulai mencoba merintis usahanya sendiri. 

Sebelum Mehta mendirikan aplikasi Instacart, ia sudah mengalami kegagalan berkali-kali di bidang yang berbeda-beda, salah satunya adalah membangun aplikasi jaringan sosial untuk para pengacara. Mehta menghabiskan setahun penuh mengembangkan aplikasi ini.  

Mehta mengaku, dirinya tidak tahu apa-apa tentang topik tersebut, tetapi ia suka menempatkan dirinya pada posisi di mana ia harus belajar tentang suatu industri dan mencoba memecahkan masalah yang mungkin mereka miliki atau tidak.  

Ia mengalami kegagalan dalam merilis fitur-fitur di aplikasi tersebut. Mehta menyadari bukan karena dirinya tidak dapat menemukan produk yang seusai, ia memang tidak benar-benar peduli dengan produk tersebut. Akhirnya, aplikasi buatannya ini gagal ia rilis. 

Berangkat dari kegagalan ini, Mehta mulai memikirkan masalah yang dialaminya sendiri agar ia berhasil membangun perusahaan sesuai masalahnya dan memecahkan masalah itu melalui aplikasi buatannya. 

Masalah yang Mehta miliki adalah ia tinggal di San Francisco, ia tidak memiliki mobil, ia suka memasak, tetapi ia tidak bisa mendapatkan bahan makanan yang ia inginkan di lingkungannya 
Hal inilah yang menjadi cikal bakal Instacart, ia kembali bangkit dan mulai mempelajari perusahaan yang pernah dulu ada seperti miliknya. 

Ya, Instacart bukanlah aplikasi yang benar-benar baru. Dulu, ada aplikasi bernama Webvan, persis seperti Instacart, perusahaan pengiriman bahan makanan yang valuasinya mencapai USD1,2 miliar setelah Initial Public Offering (IPO) pada tahun 1999. Sayangnya, kurang dari tiga tahun kemudian, perusahaan itu bangkrut. 

Mehta secara ekstensif mempelajari kesuksesan dan kegagalan Webvan. Ia belajar dari kegagalan yang terjadi pada Webvan agar Instacart tidak mengulangi kesalahan tersebut, serta ia juga mempelajari kesuksesan Webvan agar kesuksesan itu dapat diaplikasikan ke perusahaan miliknya. 
Ditambah perkembangan zaman, Mehta memiliki peluang yang besar dan menyesuaikan perkembangan digital saat ini. Ia menggunakan e-niaga berbasis smartphone agar pelanggan menjadi nyaman ketika transaksi berbasis online. 

Mehta berhasil membuat prototype Instacart dalam waktu sekitar satu bulan. Ia bahkan mengirim sendiri bahan makanan tersebut pada awal-awal perusahaannya dirintis untuk memastikan tidak terjadi masalah apa pun kepada pelanggannya.

Apoorva Mehta, pendiri Instacart, Ternyata pernah Gagal Puluhan Kali Bangun Toko Online Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment