Friday, March 24, 2017

Djoko Susanto, Bermula Dari Toko Kelontong Kini Jadi Alfamart

 Djoko Susanto, Bermula Dari Toko Kelontong Kini Jadi Alfamart


Keberadaan minimarket Alfamart layaknya sudah menjamur di Indonesia, toko retail modern ini hampir ada di setiap wilayah dengan menghadirkan perlengkapan kebutuhan sehari-hari. Ternyata di balik kesuksesan gerai itu ada profil orang sukses  Djoko Susanto yang memulai bisnisnya dari toko kelontong kecil di pasar.  

Pria yang mempunyai nama kecil  Kwok Kwie Fo ini telah memulai bisnis sejak usia 17 tahun. Saat itu ia tidak melanjutkan sekolah dan memilih untuk menjaga kios  milik keluarganya di Pasar Arjuna, Jakarta. Seperti halnya kebanyakan orang chinese yang sangat giat untuk berdagang. sifat ini juga dimiliki oleh Djoko Susanto. 

Ia tidak merasa minder ataupun malu walau tidak mengenyam pendidikan formal, bahkan Djoko hanya sekolah sampai kelas 1 SD. Usaha dalam bisnis kelontong berjalan baik, hingga sukses membuka 560 gerai yang tersebar di berbagai pasar tradisional. Namun apa daya usahanya tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. Pada 1976 musibah kebakaran membuat kios Djoko di wilayah pasar Arjuna terbakar, hingga modal 80-90 persen miliknya habis begitu saja. 
  
Pengalaman itu lantas tidak menghentikan langkah Djoko, ia mulai bangkit dari keterpurkan di waktu yang relatif singkat. Hingga usaha balik seperti keadaan awal dan mengembangkan inovasi lain yaitu, dengan berjualan rokok. Menurutnya kala itu rokok menjadi barang yang selalu laku dan banyak peminatnya. 

Keberhasilan Djoko merangkul banyak pelanggan menarik perhatian Putera Sampoerna yang memiliki perusahaan tembakau dan cengkeh terbesar di tanah air kala itu. Mereka bertemu tahun 1980 dan 5 tahun kemudian mereka  sepakat untuk bekerja sama. Akhirnya 15 kios rokok berhasil dibuka di Jakarta. 

Karena kepintaran Djoko dalam berbisnis, ia berhasil membawa PT Sampoerna ke peringkat dua setelah Gudang Garam. Hal tersebut membuat sosoknya  dijuluki sebagai ‘Dewa Rokok’. 
 
Setelah sukses menjalankan bisnis rokok Putera dan Djoko mulai melebarkan usaha ke supermarket yang saat itu diberi nama Alfa Toko Gudang Rabat.  Namun nama tersebut kemudian disederhanakan menjadi Alfa Minimart pada tahun 1994.  

Kepemilikan Alfamart

Kerja sama yang sudah terjalin selama puluhan tahun tersebut akhirnya harus berakhir pada tahun 2005. Hal tersebut terjadi ketika Putera Sampoerna memutuskan untuk menjual perusahaannya beserta seluruh aset dan saham pada Philip Morris International. 

Aset yang dijual tersebut juga termasuk 70% saham  Alfa Minimart yang sudah lama dirintis bersama Djoko. Namun ternyata Philip Morris International tidak tertarik sama sekali dengan bisnis retail,  dan akhirnya saham tersebut dijual pada Djoko dan investor yang bernama Northstar. Siapa sangka bisnis yang dijalankan oleh Djoko tersebut terus mengalami perkembangan sehingga pada tahun 2013 Djoko berhasil membeli Saham Northstar tersebut.
 
Setelah 2 tahun berhasil menyudahi kerja sama dengan Putera Sampoerna, Djoko pun membentuk Alfa Midi dibawah naungan PT. Midimart Utama. Keinginan Djoko untuk fokus dalam bisnis retail ternyata membuahkan hasil. Ia bahkan berhasil mencapai kesuksesan besar yang sama sekali tak pernah ia bayangkan sebelumnya.  

Hingga tahun 2012 Alfamart berhasil memperoleh penghargaan Top Brand yang diselenggarakan oleh lembaga riset Frontier Consulting Group. Selain itu Alfamart juga menyabet penghargaan dari ajang Indonesia Best Brand Award untuk kategori minimarket terbaik. Cabangnya pun kini sudah lebih dari 15.000 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.  

Kerja dan usaha keras adalah kunci sukses dari seorang Djoko Susanto saat membesarkan Alfamart. Perjalanan bisnis yang begitu panjang, menempa dirinya untuk terus berusaha mengembangkan usaha kios sederhana yang dimiliki pada saat itu. Kini, namanya bahkan tercatat sebagai salah satu miliarder di Indonesia. 

Djoko Susanto, Bermula Dari Toko Kelontong Kini Jadi Alfamart Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment