Kisah Orang Terkaya Dunia Pernah Bangkrut dan Hidup dari Utang, Elon Musk
Siapa yang tidak tahu Elon Musk? CEO Tesla yang pundi-pundi kekayaannya semakin hari terus bertambah karena saham Tesla makin menguat. Melansir Bloomberg Billionare Index, kekayaan Musk berada di angka USD 140 miliar atau setara Rp1.974 triliun. Dengan nominal yang fantastis itu, membuat dirinya berada di posisi orang terkaya kedua di dunia.
Walaupun Musk adalah CEO Tesla, ia tidak sedikit pun tertarik menerima gaji dari perusahan yang telah ia rintis sejak lama. Ia menolak menerima gaji minimum USD 56.000 (Rp791 juta) setiap tahunnya.
Musk menolak menerima gaji karena ia telah memiliki saham di produsen mobil listrik itu sekitar 20 persen, yang memang diketahui saham Tesla terus melejit lebih dari 550 persen sejak awal tahun ini.
Untuk mencapai di posisi sekarang ini tentunya tidak terlepas dari perjuangan dan kegigihannya yang telah ia lakukan sedari kecil.
Melansir Business Insider, sejak usianya masih terbilang muda, pria asal Afrika Selatan ini sudah mendalami dunia teknologi, terutama di bidang coding. Saat usianya menginjak 12 tahun, Musk berhasil mendapatkan uang sebesar USD 500 (Rp7 juta) dari menjual game pertamanya.
Sebelum menyentuh usia 18 tahun, Musk memutuskan pindah ke Kanada. Untuk bertahan hidup, Musk harus melakukan pekerjaan-pekerjaan serabutan, seperti buruh pabrik, pemotong kayu, dan penggali tanah.
Musk mendapatkan upah kira-kira USD 18 (Rp254 ribu) per jam dari pekerjaan yang ia lakukan itu. Nominal tersebut sudah terbilang besar pada tahun 1989.
Pada 1990, Musk melanjutkan kuliahnya di Queen’s University. Saat ia menimba ilmu di sana, Musk masih terus mencari uang dengan menjual bagian-bagian komputer bahkan komputer yang utuh dengan biaya yang terjangkau dibandingkan harga pasaran.
Setelah menamatkan kuliahnya, pria kelahiran 1971 ini melanjutkan pendidikannya ke Stanford University. Namun, tak lama ia berkuliah, Musk memutuskan untuk berhenti dan mulai membangun perusahaan pertamanya bersama adiknya, Kimbal.
Dengan bermodal USD 28.000 (Rp395 juta), mereka berdua mencoba untuk mengembangkan sebuah software petunjuk kota di surat kabar. Perusahaan yang mereka dirikan itu bernama Zip2.
Empat tahun kemudian, pada 1999, Zip2 mereka jual dengan harga USD 28.000 (Rp395 juta). Dari hasil penjualannya, Musk berhasil mengantongi uang USD 22 juta (Rp310 miliar), yang sebagian uangnya itu ia pakai untuk membuat sebuah jasa perbankan berbasis online, bernama X.com.
Perusahaan tersebut cepat memutuskan dalam melakukan merger dengan pesaingnya. Tidak lama setelah itu, Musk membentuk PayPal, dan ia menjadi pemegang saham terbesar di sana.
Pada 2002, eBay membeli PayPal, dan lagi-lagi Musk mendapatkan keuntungan sebesar USD 180 juta (Rp3 triliun). Sejak saat itu, Musk kembali mengembangkan bisnisnya di bidang eksplorasi luar angkasa, bernama SpaceX.
Beberapa tahun kemudian, Musk bersama temannya membangun Tesla. Perusahaan yang memproduksi mobil listrik inilah yang membuat dirinya berhasil menyandang sebagai miliuner.
Walaupun Musk menjadi miliuner, pada 2008 ia pernah mengalami kebangkrutan setelah berpisah dari istri pertamanya. Istrinya membawa sebagian kekayaannya. Musk juga mengaku, setelah kejadian ini ia sempat kehabisan uang dan terpaksa meminjam uang dari teman-temannya untuk bertahan hidup.
Dua tahun kemudian, Musk kembali bangkit. Pada 2010, Tesla resmi terdaftar di Bursa Efek, kekayaan Musk langsung meroket. Pada 2012, ia pertama kalinya masuk ke dalam jajaran orang terkaya dengan hartanya senilai USD 2 miliar (Rp28 triliun).
Setelah 10 tahun Tesla berada di Bursa Efek, harga selembar saham Tesla berkisar USD 548. Perusahaan yang dikenal nilai valuasinya lebih dari USD 500 miliar (Rp7.000 triliun) ini sukses membuat kekayaan Elon Musk naik pesat, mencapai USD 140 miliar atau setara Rp1.974 triliun.
0 comments:
Post a Comment