Friday, February 7, 2020

Kisah Tur Guide Alih Profesi Jadi Juragan Furnitur


Kisah Tur Guide Alih Profesi Jadi Juragan Furnitur

 Biasa bekerja keliling dari satu daerah ke daerah lain, Prasetyo Aji (28) sejak bulan Maret harus banyak berdiam diri di rumah. Pandemi Covid-19 adalah penyebabnya. Aji merupakan seorang tour leader dan pemandu wisata di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Penghasilan Aji berkurang hingga 50 persen. 

Roda perekonomian di sektor pariwisata berhenti bergulir akibat Covid-19. Pada awal Maret, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, pariwisata merupakan sektor pertama dan paling terdampak atas pandemi Covid-19. Kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara anjlok. Mereka tak berani pergi dan berbenturan dengan regulasi negara asal. 

Aji menjadi pekerja sektor pariwisata yang terdampak yaitu dengan pemotongan gaji. Akhirnya, pandemi Covid-19 memaksanya untuk membanting setir agar tak terperosok lebih dalam. “Karena waktu pandemi itu, pariwisata berhenti total dari bulan Maret, April, Mei. Selama pariwisata berhenti itu, gue putar otak itu. 

Gue banting setir. Apa yang bisa gue kerjain, gue kerjain,” kata Aji saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Minggu (18/10/2020). Aji merasakan sekali dampak pandemi Covid-19 terhadap dirinya dan sektor pariwisata. 

Di masa pandemi, kerumunan yang menjadi salah satu ciri khas pariwisata tak diperbolehkan. “Pandemi ini kan apa-apa dibatasin. Enggak boleh kumpul-kumpul. Kalau pun sudah buka kan protokol kesehatan makin ketat. 

Biayanya lebih besar,” tambah Aji. Lihat Foto Akun media sosial pureniture.id milik Prasetyo Aji (28) yang menjual jasa pembuatan furnitur. Mulai berbisnis furnitur Aji akhirnya memberanikan diri untuk memulai usaha furnitur lantaran tertarik dengan perabot kayu. Ketertarikannya terhadap kayu sudah ia rasakan sejak kecil. 

“Karena gue senang lihat-lihat desain arsitektur. Ceritanya pas kecil mau jadi arsitek. Waktu kecil ada teman, kakaknya arsitek. Lihat dia bikin maket-maket. Kok seru juga. Waktu itu pernah lewat tukang kayu, mampir aja. Tanya-tanya,” tambah Aji. Sekitar bulan Juni, ia pergi ke Blora naik bus untuk bertemu rekannya. 

Aji mengajak kerja sama dengan rekannya yang memiliki workshop kayu di Blora, Jawa Tengah. “Gue hubungin teman yang punya workshop di Blora. Kan di Blora kayu jati banyak tuh. Waktu itu gue hubungi dia, gimana kalo gue bantuin branding, pake brand gue,” lanjut Aji. 

Dengan merek pureniture.id, Aji mencoba menjadi juragan furnitur. Aji membuat merek, menerima pesanan, dan memasarkan jasa dan produk furnitur milik rekannya di Blora lewat media sosial Instagram. Ternyata, gayung bersambut. Ajakan Aji diterima oleh rekannya. “Ya sudah bisa katanya. Gue bikin MOU. 

Kesepakatan gue yang jualin, dia yang produksi. Kemudian muncullah itu pureniture.id,” kata laki-laki lulusan program studi Sosiologi di Universitas Gajah Mada itu. Sediakan kursi, meja, dan pelanggan teman Pureniture.id menyediakan furnitur seperti meja, kursi, sofa, dan furniture custom dengan konsep klasik maupun modern. 

Aji memegang prinsip Palugada alias Apa yang Lu Mau, Gue Ada. “Apa aja gue bisa. Bisa custom, misalnya punya desain gimana tinggal didiskusiin,” kata Aji. Harga furniture berkisar Rp 200.000 hingga Rp 10 juta. Bahan-bahan kayu yang digunakan seperti kayu jati biasa, jati belanda, dan kayu ulin. 

Seiring berjalannya waktu, usaha Aji cukup disambut baik. Sejak tiga bulan menjalankan usaha, Aji sudah menerima pesanan dari rekan-rekannya. Pembelinya rata-rata dari Jakarta, Bogor, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Barang pesanan dikirim langsung dari Blora. 

Selama tiga bulan, omset rata-rata dari bisnis Aji sekitar Rp 1 juta. Namun, tren penghasilannya meningkat 30 persen per bulannya. “Uangnya lumayan bisa banget membantu kebutuhan kebutuhan sehari-hari, tabungan, kasih uang ke orangtua,” tambah Aji. Purniture.id masih menyisakan pekerjaan rumah untuk memperluas penjualan. Merek usaha Aji diakui masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. 

“Kalau untuk masyarakat umum kan banyak yang belum tahu. Masih perlu pemasaran yang lebih bagus lagi,” tambah dia. Sekarang Aji tak banyak mengambil untung dari penjualannya. Ia hanya memikirkan mereknya bisa dikenal luas. 

Namun, ia bersyukur usahanya bisa sedikit menambal lubang penghasilannya yang hilang. Ia berpikir untuk meneruskan usaha pureniture.id jika pandemi Covid-19 telah berakhir. “Kita lihat nanti, kalau pariwisata udah balik normal, ya mungkin buat sampingan aja,” kata Aji. 

Bisa Memutar otak untuk tetap berkreasi dan menghasilkan uang adalah salah satu anugerah untuk Aji. Jika tak mengerjakan sesuatu, otaknya bisa tumpul lantara Aji tak bisa berdiam diri. “Semoga pandemi segera berakhir dan pariwisata segera kembali normal dan gue bisa menjalankan kegiatan gue seperti sebelum pandemi,” ujar Aji.



Kisah Tur Guide Alih Profesi Jadi Juragan Furnitur Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin

0 comments:

Post a Comment