Wednesday, February 28, 2018

Kisah Pendiri IKEA yang Mengawali Usaha dengan Berjualan Korek Api


 Kisah Pendiri IKEA yang Mengawali Usaha dengan Berjualan Korek Api

Hal apa yang terlintas di benak kamu saat mendengar nama IKEA? Tentu akan banyak yang menjawab tentang toko mebel, furnitur terlengkap, perusahaan perabot terbesar di dunia hingga makanan  dan es krimnya yang terkenal bukan. Namun, banyak dari kita yang masih asing saat mendengar nama Ingvar Kampard, padahal ia adalah tokoh di balik kesuksesan IKEA hingga namanya besar seperti sekarang, loh. 

Melansir dari Business Insider, pada 2018 lalu kekayaan Kampard ditaksir mencapai US$ 48,1 miliar atau setara dengan Rp 644,6 triliun dan mencatatkan namanya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Tetapi yang perlu kamu tahu, kesuksesan yang dicapai Kampard bukan berasal dari hasil yang instan atau warisan dari keluarga. Nyatanya Kampard muda memulai usaha ini dari nol dan dijalankan dengan penuh kerja keras. 

Besar dan lahir di Swedia, Ingvar Kamrad bukan terlahir dari keluarga kaya raya, orang tuanya sendiri merupakan petani miskin yang tinggal di pedesaan. Saat usianya  baru menginjak 5 tahun ia sudah berjualan korek api ke tetangga. Pada usianya yang ke-10 tahun, ia mulai mengayuh sepeda untuk menjajakan dekorasi natal, pensil hingga ikan keliling.  

Siapa yang menyangka, ternyata selama sekolah Kampard tidak memiliki prestasi yang cukup bagus, hal ini juga diakibatkan karena Kampard memiliki gangguan disleksia, yang ditandai dengan kesulitan saat harus membaca. Namun apa hal tersebut lantas menjadi penghalang Kampard untuk maju? Tentu tidak dong, kekurangan yang ia punya digantikan dengan antusiasme Kampard dalam mengerjakan hal yang lain.  

Berbuah manis, ia pun lulus dari sekolah saat usianya 17 tahun, saat itu sang ayah memberi hadiah uang sebagai bentuk apresiasi atas pencapaiannya. Nah, uang tersebutlah yang dijadikan modal awal Kampard dalam membangun IKEA.  

Disaat teman seusianya yang lebih suka untuk bermain, Kampard justru fokus untuk membangun bisnis bermodal pengamalan yang sempat ia lakukan. Pada awalnya Kampard hanya menjual furnitur sederhana, seperti bingkai foto. Bisnis yang digeluti pun semakin berkembang, hingga ia bisa memesan 500 pena dari Paris bermodal pinjaman dari bank di Swedia. Nama IKEA sendiri diambil dari inisial Ingvar (I), Kampard (K) serta nama desa dan keluarga tempat ia dilahirkan, Elmtaryd (E) dan Agunnaryd (A). 

Lambat laun, bisnisnya semakin dikenal banyak orang, karena saat itu furnitur masih menjadi suatu barang yang mahal bagi masyarakat Swedia, pada 1951 Kampard melakukan inovasi dengan menyebarkan buklet ‘berita IKEA’ yang kini dikenal sebagai katalog produk dari IKEA. Ia juga berprinsip lebih baik menjual 600 kursi dengan harga lebih murah daripada menjual 60 kursi dengan harga tinggi. 

Sempat Diboikot Oleh Pesaingnya

Pada awal tahun 50-an Ingvar membeli sebuah pabrik kecil tua di Swedia, yang memungkinkannya melakukan aliran produksi bahkan furnitur yang lebih murah untuk tokonya. Langkah berisiko seperti itu mendapatkan kecaman dari para pesaing, Ingvar diboikot. Federasi Industri Kayu dan Mebel Swedia sangat marah dengan harga murah yang ditawarkan IKEA dan membujuk para penebang terkemuka untuk menghentikan semua kerja sama dengan IKEA. 

Namun, bukan Ingvar namanya jika harus menyerah, lantas ia memutar otak dengan membeli komponen furnitur  dari pemasok Polandia beruntungnya harga yang ia dapat malah jauh lebih murah dan pendapatannya semakin melonjak. 

Pintar dalam melihat peluang bisnis menjadi faktor kesuksesan pria ini, saat itu mobil mulai menjadi tren di Swedia dan dia menyadari bahwa orang-orang siap untuk pergi berbelanja ke daerah yang jauh. Untuk mendorong pelanggan berbelanja di IKEA, mereka mulai menjual rak atap untuk mobil dengan harga terjangkau. Berkat kebijakan ini, omset perusahaan meningkat dua kali lipat dalam satu tahun. 

Dia juga menemukan formula baru dalam menjajakan produknya, yaitu membuat gudang swalayan, Bukan lagi rak-rak namun Kampard menjajakan produknya ke dalam bentuk set-set kamar. Hal ini menjadi pencetus hingga kini IKEA dikenal dengan toko namun semacam ruang pameran, di mana sofa, lemari dan hal-hal kecil disusun sedemikian rupa layaknya ruangan rumah yang sebenarnya. 

Dikenal Sebagai Pribadi yang Sederhana

Sebagaimana dilansir The New York Times, sepanjang hidupnya Kamprad dikenal sebagai figur yang rajin dan sederhana. Dia tidak terlihat menggunakan mobil mewah untuk menunjukkan statusnya sebagai miliarder dengan jaringan bisnis global. Bahkan Kamprad juga kerap bekerja menggunakan kereta bawah tanah dan layanan transportasi publik yang digunakan warga biasa. 

Yang menarik, Kamprad suka belanja di pasar tradisional karena bisa tawar-menawar harga barang yang hendak di belinya.  

Ia juga sering terlihat membeli baju bekas di Flea Market, bahkan Kampard pernah ditolak masuk saat akan menghadiri ajang penghargaan yang diperuntukan untuk pengusaha, padahal ia datang ke tempat itu untuk mendapat penghargaan. Ternyata penolakkan tersebut karena Kampard datang menggunakan bus bukan mobil mewah seperti pengusaha lain. 

Namun, perjalanan Ingvar Kampard harus berakhir karena meninggal di usia ke-91 tahun pada Januari 2018 lalu.

Kisah Pendiri IKEA yang Mengawali Usaha dengan Berjualan Korek Api Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment