Kisah Sandiaga Uno, Dulu Korban PHK Kini Punya Triliunan
Hari ini, 28 Juni 2020, ialah hari ulang tahun Sandiaga Uno. Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha dan politisi, pria yang kini berumur 51 tahun itu telah menghadapi lika-liku kehidupan sedari dulu. Pengalamannya patut dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang punya optimisme terhadap masa depan.
Di balik kesuksesannya, pria yang bernama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno itu merupakan seorang lulusan Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cumlaude. Setelah lulus dari sana, Sandi mengawali karirnya menjadi karyawan Bank Summa di tahun 1990. Setahun kemudian, ia mendapat beasiswa dari George Washington University guna menempuh gelar master. Prestasinya di sana juga tak tanggung-tanggung: ia memperoleh indeks prestasi 4,0.
Dengan prestasi sebaik itu, Sandi amat mudah mencari pekerjaan. Ia lalu bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus di MP Holding Limited Group. Tahun 1995, bapak dari tiga orang anak itu berpindah pekerjaan ke NTI Resources Ltd di Kanada, menjabat sebagai Executive President, dengan penghasilan tak kurang dari US$ 8000 per bulan.
Namun, di akhir 1997, krisis moneter memutar nasibnya. Akibat krisis itu, perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Kejadian itu praktis membuat Sandi dipecat dan jadi pengangguran. Maka, saat itu, tak ada pilihan lain baginya selain pulang ke Indonesia.
Pulang ke Indonesia
Sepulangnya ke Indonesia, Sandi lantas mengubah cara pandangnya terhadap pekerjaan dan mulai berpikir untuk berputar arah menjadi pengusaha. Maka di tahun 1997, bersama teman SMA-nya yang bernama Rosan Perkasa Roeslani, Sandi mendirikan sebuah penasihat keuangan bernama PT Recapital Advisors. Pendiri PT Astra International, William Soeryadjaya, adalah mentor Sandi melakoni bisnis itu.
Setahun setelahnya, perusahaan itu mulai bisa memberi bentuk pada kehidupan Sandi. Di tahun 1998, suami Noor Asiah Abdul Aziz itu lalu mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya bersama Edwin Soeryadjaya—anak William. Bidang investasi perusahaan itu meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.
Berbekal networking yang baik dengan perusahaan keuangan di dalam maupun luar negeri, Sandi dapat menjalankan bisnisnya secara lempeng. Hingga tahun 2009, ada sekitar 12 perusahaan yang diambil alih oleh PT Saratoga. Di titik ini, kepulangan Sandi ke Indonesia lantas membawanya pada kesuksesan besar.
Masuk Dunia Politik
Menjadi seorang pengusaha sukses, batin Sandi tetap menyimpan kegelisahan. Untuk melengkapi kesibukannya sebagai pengusaha, Sandi juga bergabung di beberapa organisasi besar seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), hingga Manajemen Timnas Bola Basket Putri Indonesia pada SEA GAMES 2005 di Manila, Filipina.
Akibat keaktifannya di organisasi tersebut, nama Sandi makin dikenal oleh publik. Maka, setelah mengambil sebuah keputusan besar dengan melepas jabatannya sebagai direktur di PT Saratoga Investama, Sandi memutuskan untuk aktif di dunia politik: ia bergabung di Partai Gerindra.
Lewat keputusan itu, karier Sandi di dunia politik malah kian menanjak. Di tahun 2017, ia memenangkan Pilgub DKI Jakarta bersama Anies Baswedan dan memulai jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2017. Puncaknya, pada perhelatan Pilpres 2019 lalu, Sandi maju sebagai Calon Wakil Presiden bersama Prabowo Subianto.
Saat itu, saat menyerahkan berkas Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK sebagai syarat maju dalam Pilpres 2019, total harta kekayaan Sandi mencapai Rp 5,09 triliun. Jumlah itu ialah seluruh aset Sandi yang terdiri dari tanah dan bangunan, alat transportasi dan mesin, beberapa harta bergerak lain, surat berharga, kas dan setara kas, juga harta lain yang tidak disebutkan detail jenisnya.
Memang, sebagaimana yang kita tahu, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tak memenangkan suara dalam perhelatan itu. Namun, hal itu tak menghindarkan Sandi dari berdekatan dengan hal yang sedari dulu ia geluti: dunia bisnis. Hingga kini, ia tetap secara kontinyu menghidupi bisnis dan beberapa perusahaan miliknya. Gagal dalam perhelatan Pilpres 2019, kesuksesannya tak berkurang sedikit pun.
0 comments:
Post a Comment