Kisah Sukses Afit dan Lucy Berbisnis Kuliner
Tahun 2017 ini banyak sekali beragam kuliner yang bermunculan, mulai dari makanan sampai minuman. Namun, cita rasa tiap-tiap makanan harus mampu membuat para penikmatnya benar-benar kangen dan ingin mencobanya lagi.
Salah satu makanan yang sedang ramai di perbincangkan di media sosial maupun di lingkungan sekitar. Sebut saja "steak wagyu" makanan khas dari negara sakura ini menjadi trend setelah Afit Dwi Purwanto beserta istrinya Lucy Wiryono membuka bisnis kuliner dengan harga terjangkau.
Berbekal hobi makan steak yang dikombinasikan dengan kemahirannya meramu masakan di dapur, merek Holycow pun akhirnya lahir. Dengan mengusung positioning wagyu for everyone, Afit ingin memasyarakatkan wagyu agar familiar di lidah konsumen Indonesia.
Istrinya yang akrab dipanggil Lucy, adalah wanita kelahiran Jakarta. Dulunya ia merupakan seorang pembawa acara dan penyiar radio. Saat ini ia lebih banyak di kenal sebagai pembawa acara Sport7 di Trans 7.
Dibangunnya usaha kuliner Holycow dikatakannya tidak semudah membalikan telapak tangan. Hal tersebut bermula saat Afit yang sangat suka makan steak wagyu. Namun, ia berpikir harus mengeluarkan uang 700 ribu untuk menikmati seporsi steak wagyu.
"Gak mungkin kan harus semahal itu kalau ingin makan steak wagyu," ujar Lucy saat menghadiri acara talkshow Kumparan di Ballrom Kuningan City Mall, Jakarta Selatan.
Akhirnya pada awal tahun 2010 Afit dan Lucy terjun ke bisnis kuliner dengan membuat konsep tidak hanya menjual steak wagyu dengan harga yang terjangkau dan enak tetapi membuat steak wagyu juga dikangenin cita rasanya oleh para penikmat kuliner. Dalam dunia ini tak ada yang kebetulan. Segalanya dapat terjadi, walaupun tidak ada passion di bidang kuliner.
"Intinya bekerja sesuai hati dan membuat orang senang bisa hanya dengan sebuah makanan," ujar Lucy. Dalam menjalani bisnis kuliner tak jarang mereka menghadapi rintangan dalam usaha. Seperti konsumen yang berkomentar dan bertanya di media sosial maupun blog Lucy sendiri.
"Kami menghadapi rintangan tersebut dengan positif, jika ada yang bertanya hal aneh kami akan klarifikasi," ujarnya lagi. Cerita pengalaman Afit dan Lucy dalam menjalani bidang kulinernya itu mengajarkan kita bahwa passion itu bukan apa yg dikerjakan tetapi apa impactnya untuk orang-orang disekitar kita.
0 comments:
Post a Comment